MOS

Masa orientasi Siswa
YANG KERAS DE… SAYA BILANG APA TADI???? YANG KERAS DE… SAYA NGGAK DENGAR, itulah sekilas gambaran MOS saat ini yang dibumbui dengan pengemblengan yang mengagetkan utnuk beberapa siswa baru. Selain itu biasanya mereka juga disuruh membawa yang aneh-aneh ( sulit ditemukan) bagusnya begitu yang diminta diperoleh betul ataupun salah tetap saja disalahkan. Setelah itu biasanya para siswa baru disuruh berdandan dengan accesoris layaknya orang gila
Masa orientasi siswa yang sebenernya berfungsi sebagai sarana pengenalan sekolah bagi siswa baru,tetapi saat ini MOS menjadi suatu hal yang cukup menakutkan bagi sebagian siswa. Entahlah dari mana asalnya yang jelas MOS yang dibumbui dengan penggemblengan sepertinya sudah menjadi tradisi turun menurun yang sulit unutk dihapuskan. Padahal Sesuai dengan surat edaran dari Direktorat Jenderal Manajemen pendidikan Dasar Dan Menengah No.220/C/MN/2008 perihal Masa Orientasi Siswa dalam salah satu poinnya menyatakan bahwa 3 hari dalam kegiatan MOS diisi dengan kegiatan edukatif bukan kegiatan yang menjurus pada tindakan destruktif atau kegiatan yang merugikan siswa baru baik fisik mupun psikis.
Kegiatan MOS sendiri biasanya berkedok pendidikan mental, tapi apakah pendidika mental hanya dengan kegiatan pengemblengan itu. Memang cara MOS dengan penggemblengan memiliki beberapa manfaat misalnya akan membentuk sikap disiplin dalam diri siswa, tapi masalahnya apakah manfaat yang ditimbulkan lebih besar presentasinya dibanding dengan kekurangannya. Apakah penggemblengan itu bisa diterima siswa baru maupun Orang tua murid, beberapa saat yang lalu dapat dijumpai banyak wali murid yang protes akan system MOS yang dirasa cukup berat dilaksanakan tetapi ada juga yang menyatakan setuju dengan system MOS seperti itu. Kasus yang cukup menghebohkan terjadi di salah satu SMA Negeri di Surabaya, disana ada salah seorang siswanya yang meninggal dunia karena MOS. Melihat banyaknya kasus yang terukir, menurut saya alangkah baiknya kalau kegiatan MOS diisi dengan kegiatan bakti social kunjungan ke panti asuhan, panti jompo dll. Tapi sepertinya susah sekali untuk menghapuskan system MOS yang seperti itu, Karena dibalik MOS itu sendiri adalah "ajang balas dendam" senior terhadap junior nya....karena waktu para senior masih menjadi junior mereka mengalami perpeloncoan dari senior mereka, dan sekarang mereka praktekin ke junior nya.

AnGob

.keNaLin cIng TeMenKuw anGob yaNg naRsis N baWelnya ga KetuLungan, biaRpun naRsis n baWel taPi kiTa maSUk kelaS uNggUlan di seKOlaH terCinta MTsN MODEL Babat ( uNggUlan taPi ga UnggUL..hehehhe kiDdinG plEnd!!! ). n kIta PuNya saTu iBu guRu yaNg keRen bu. HIkmawati, waLi keLas kiTa sekaLiGus ngaJar bahaSa araB. Okay kenaLin satU" dari kiri ke kaNan ya sist ....
-1st yanG itu namaNya thOriq, ciRi khaSnya aDa di caRa jaLannya yaNg kaYak waYang hehehhe anD hiDungNya yaNg lanCip ( aWas kecUbles!!!! )
-2nd nUah keNalin Ini cEpeT eh.. alFain maksUdnya ( naMa baGUs" kOk digaNti cepEt toh). taPi ga slah kaLo dipaNggIl cepeT soaLe Fain niE rumaHe ndEk CepET ( kecEpet ga Ya???)
-yaNg ketIga ne namanYa arLi KusuMA bImaNtarI aZir (paNjang aMAt non..) panggIlannya taRi atO arLy.. nE oraNg pedEnya GeDe loh
-anD thEn bagUs, bagUs ne tEmenKu seJak SD n keBetUlan taNGgaL lahIrnya Sama Juga 12 september 1994. aNak ini ngGak banYak ngomongNya taPi LogIkaNya keren ... TOp dehh
-Nuah..nuaH..nUah iNi dIa arTisnya kenaLin keNalin yaNg ne BahtIar Rifai taPi naMa beKennYa se ndOmpLeng naMa baPaknya ( beR.. zuBer hahahaIii). bahTiar pUnYa satU hObi yanG saMa ma DirIku "Liat Bola" hehehe
-yup Ne dIa bu NyaI diaN (miss iMpiaN kataNya,, kiDdiNg). dIan NE anaK pondOkan biarpUn aNak pondOkan Dian Ga gapTek" amaT :)
-tHe nexT participle is Dhika Ayu wUlandarI.. mBak dhIka ini paLing tIngGi dianTara cEw yang laEn n cOwoK juGa kayaE ( taPI ga SebanDing aMa bEraT badaNnya ) biaRpun giTu dHIka ne JagOnya mateMatika LhO..
-yanG inI diNa.. dIna yaNg gEde iNi kataNya maU moNdOk wuuiHh mOga sukSes aja yAh
-laNjut... ne DiaNa tapI bukan Lady dIaNa., diaNa jUga bisa dibIlanG cukuP tinGgi di kElas anD kayaE bakaLa saTu seKolah laGi ma aKu
-bErIkutnYa aDa dinDa.. yanG nE sohIbkuW aMa shELly, mamLUq, bYda, niSwa dll sebEnernya bnyak juGa se., boCah yang Satu ne narSis n ceRewet taPi lebIh paraHan narsisnya hehehe
-nE Lhia.. Lia nE cereWet juGa sie., taPi asyIk kok n sUaranYa juga enaK trus enaknya Lagi kiTa biasaNya ditraktIr makan nDek warUng miE ayaMnya Lia hehhehe
-tRus.. zazat ( tek..tek..tek )hehehe zazat ne orange cuek and kecil-kEcIl dah pinTer bisNis hehehe
^^^^^^bersambung...nganTuk ne^^^^^^^

Makalah

Tugas makalahnya sudah jadi ( uWda lama Juga se sebenernya ). Tapi daripada nganggur nggak berguna ( jadi bantal deh, hehehe ) mending tak posting aja ke blog, biar lebih berguna gitu sekalian penuhin blog. Makalahnya aku tulis ma kelompok aku, tapi cuman sebagian aja yang tak posting ndek blog ku. Walaupun dikerjain bareng- bareng, bikinnya malah lama lohh ( biasa banyak omongnya hehehhe ), banyak cek-cok pisan, kurang inilah itulah, lieur euy

Parahnya, pas deadline belom selesai,.. TELAT ( huuft.. dikurangi deh nilanya, tapi STW banyak yang belum nyetorin juga hehehe ) gimana mau selesai, orang tugasnya barengan ma Ujian Semester. Tapi Alhamdulillah, akhirnya jadi juga

ket:
STW : Sante Wae ( santai aja, pinjem bahasanya VIyata hehehe )

KLoning


Kloning
Kloning merupakan teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang sama sifat baik dari segi hereditas maupun penampakannya.
Kloning (klonasi) adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia.

27 Maret 2007, para ilmuwan Korea Selatan mengumumkan keberhasilannya mengkloning serigala langka. Mereka merupakan tim peneliti yang sebelumnya berhasil mengkloning anjing jenis afgan dan pudel.
Tim yang dipimpin Lee Byung-Chun dan Shin Nam-Shik, para profesor ilmu kedokteran hewan dari Universitas Nasional Singapura (SNU) berhasil mengkloning dua ekor serigala betina yang lahir pada 18 dan 26 Oktober 2005. Masing-masing diberi nama Snuwolf dan Snuwolfy yang merupakan kependekan dari Seoul National University wolf.
Pada bulan November 2007, dunia dikejutkan oleh para ilmuwan Oregon yang menyatakan berhasil mengkloning embrio kera dan mengekstraknya dalam sel induk, yang sangat potensial untuk penelitian kloning manusia. Kesuksesan ini dilaporkan oleh ilmuwan Australia Soukhrat Mitalipov dari Pusat Penelitian Primata Nasional Oregon di Portland.

Seperti dikutip dari USA Today, para ilmuwan Oregon itu telah mencoba selama beberapa tahun untuk mengkloning embrio kera dan mengekstraksinya menjadi sel induk karena kera dianggap paling mirip dengan manusia.
Saat ini sudah ada teknologi kloning yang mampu memduplikasi makhluk hidup sama persis. Bagaiamana hukum kloning dalam pandangan Islam? Apakah boleh dilakukan terhadap semua bidang (kloning binatang, tumbuhan, dan juga manusia)
Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh (sel somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya (nukleusnya), dan selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita –yang telah dihilangkan inti selnya– dengan suatu metode yang mirip dengan proses pembuahan atau inse¬minasi buatan. Dengan metode semacam itu, kloning manusia dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang diambil dari seorang perempuan. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik, inti sel digabungkan dengan sel telur. Setelah proses penggabungan ini terjadi, sel telur yang telah bercampur dengan inti sel tersebut ditrans¬fer ke dalam rahim seorang perempuan, agar dapat memperbany¬ak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alami. Keturunan ini akan berkode genetik sama dengan induknya, yakni orang yang menjadi sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur perempuan.
Pembuahan dan inseminasi buatan dalam proses kloning manusia terjadi pada sel-sel tubuh manusia (sel somatik), bukan sel-sel kelaminnya. Seperti diketahui, dalam tubuh manusia terdapat milyaran bahkan trilyunan sel. Dalam setiap sel terdapat 46 kromosom (materi genetik yang mengandung seluruh sifat yang diturunkan pada manusia), kecuali sel-sel kelamin yang terdapat dalam buah zakar (testis) laki-laki dan dalam indung telur (ovary) perempuan. Sel-sel kelamin ini mengandung 23 kromosom, yaitu setengah dari jumlah kromosom pada sel-sel tubuh.
Pada pembuahan alami, sel sperma laki-laki yang mengan¬dung 23 kromosom bertemu dengan sel telur perempuan yang juga mengandung 23 kromosom. Pada saat terjadi pembuahan antara sel sperma dengan sel telur, jumlah kromosom akan menjadi 46 buah, yakni setengahnya berasal dari laki-laki dan setengahnya lagi berasal dari perempuan. Jadi anak yang dilahirkan akan mempunyai ciri-ciri yang berasal dari kedua induknya baik yang laki-laki maupun yang perempuan.
Adapun dalam proses kloning manusia, sel yang diambil dari tubuh seseorang telah mengandung 46 buah kromosom, atau telah mengandung seluruh sifat-sifat yang akan diwariskan yang dimiliki seseorang. Dengan demikian, anak yang dihasil¬kan dari proses kloning ini akan mempunyai ciri-ciri hanya dari orang yang menjadi sumber pengambilan inti sel tubuh. Anak tersebut merupakan keturunan yang berkode genetik sama persis dengan induknya, yang dapat diumpamakan dengan hasil fotokopi selembar kertas pada mesin fotokopi kilat yang berwarna; yakni berupa selembar gambar yang sama persis dengan gambar aslinya tanpa ada perbedaan sedikit pun.
Proses pembuahan yang alamiah tidak akan dapat berlang¬sung kecuali dengan adanya laki-laki dan perempuan, dan dengan adanya sel-sel kelamin.
Sedang proses kloning manusia dapat berlangsung dengan adanya laki-laki atau tanpa adanya laki-laki, dan terjadi pada sel-sel tubuh, bukan sel-sel kelamin. Proses ini dapat terlaksana dengan cara mengambil sel tubuh seorang perempuan –dalam kondisi tanpa adanya laki-laki– kemudian diambil inti selnya yang mengandung 46 kromosom, atau dengan kata lain, diambil inti sel yang mengandung seluruh sifat yang akan diwariskan. Inti sel ini kemudian ditanamkan dalam sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Selanjutnya, sel telur ini dipindahkan ke dalam rahim seorang perempuan setelah terjadi proses penggabungan antara inti sel tubuh dengan sel telur yang telah dibuang inti selnya tadi.

Dengan penanaman sel telur ke dalam rahim perempuan ini, sel telur tadi akan mulai memperbanyak diri, berkem¬bang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin. Janin ini akan menjadi sempurna dan akhirnya dilahirkan ke dunia. Anak yang dilahirkan merupakan keturunan dengan kode genetik yang persis sama dengan perempuan yang menjadi sumber asal pen¬gambilan sel tubuh. Dengan demikian, proses kloning dalam kondisi seperti ini dapat berlangsung sempurna pada seluruh tahapnya tanpa perlu adanya seorang laki-laki.

Proses pewarisan sifat pada pembuahan alami akan terja¬di dari pihak ayah dan ibu. Oleh karena itu, anak-anak mereka tidak akan mempunyai corak yang sama. Dan kemiripan di antara anak-anak, ayah dan saudara-saudara laki-lakinya, ibu dan saudara-saudara perempuannya, begitu pula kemiripan di antara sesama saudara kandung, akan tetap menunjukkan nuansa perbedaan dalam penampilan fisiknya, misalnya dari segi warna kulit, tinggi, dan lebar badan. Begitu pula mereka akan berbeda-beda dari segi potensi-potensi akal dan kejiwaan yang sifatnya asli (bukan hasil usaha).
Adapun pewarisan sifat yang terjadi dalam proses klon¬ing, sifat-sifat yang diturunkan hanya berasal dari orang yang menjadi sumber pengambilan sel tubuh, baik laki-laki maupun perempuan. Dan anak yang dihasilkan akan memiliki ciri yang sama dengan induknya dalam hal penampilan fisiknya –seperti tinggi dan lebar badan serta warna kulit– dan juga dalam hal potensi-potensi akal dan kejiwaan yang bersi¬fat asli. Dengan kata lain, anak tersebut akan mewarisi seluruh ciri-ciri yang bersifat asli dari induknya. Sedang¬kan ciri-ciri yang diperoleh melalui hasil usaha, tidaklah dapat diwariskan. Jika misalnya sel diambil dari seorang ulama yang faqih, atau mujtahid besar, atau dokter yang ahli, maka tidak berarti si anak akan mewarisi ciri-ciri tersebut, sebab ciri-ciri ini merupakan hasil usaha, bukan sifat asli.
Prestasi ilmu pengetahuan yang sampai pada penemuan proses kloning, sesungguhnya telah menyingkapkan sebuah hukum alam yang ditetapkan Allah SWT pada sel-sel tubuh manusia dan hewan, karena proses kloning telah menyingkap fakta bahwa pada sel tubuh manusia dan hewan terdapat poten¬si menghasilkan keturunan, jika inti sel tubuh tersebut ditanamkan pada sel telur perempuan yang telah dihilangkan inti selnya. Jadi, sifat inti sel tubuh itu tak ubahnya seperti sel sperma laki-laki yang dapat membuahi sel telur perempuan.

Demikianlah fakta yang ada pada kloning manusia. Ada jenis lain dari kloning manusia ini, yaitu kloning embrio. Kloning embrio ini didefinisikan sebagai teknik pembuatan duplikat embrio yang sama persis dengan embrio yang terben¬tuk dalam rahim seorang ibu. Dengan proses ini, seseorang dapat mengklon anak-anaknya pada fase embrio. Pada awal pembentukan embrio dalam rahim ibu, seorang dokter akan membagi embrio ini menjadi dua sel dan seterusnya, yang selanjutnya akan menghasilkan lebih dari satu sel embrio yang sama dengan embrio yang sudah ada. Lalu akan terlahir anak kembar yang terjadi melalui proses kloning embrio ini dengan kode genetik yang sama dengan embrio pertama yang menjadi sumber kloning.
Kloning telah berhasil dilakukan pada tanaman sebagai¬mana pada hewan belakangan ini, kendatipun belum berhasil dilakukan pada manusia. Bagaimana hukum kloning ini menurut hukum Islam ?

Sesungguhnya tujuan kloning pada tanaman dan hewan adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, mening¬katkan produktivitasnya, dan mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia –terutama penyakit-penyakit kronis– guna menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.
Upaya memperbaiki kualitas tanaman dan hewan dan men¬ingkatkan produktivitasnya tersebut menurut syara’ tidak apa-apa untuk dilakukan dan termasuk aktivitas yang mubah hukumnya. Demikian pula memanfaatkan tanaman dan hewan dalam proses kloning guna mencari obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit manusia –terutama yang kronis– adalah kegiatan yang dibolehkan Islam, bahkan hukumnya sunnah (mandub), sebab berobat hukumnya sunnah. Begitu pula mempro¬duksi berbagai obat-obatan untuk kepentingan pengobatan hukumnya juga sunnah. Imam Ahmad telah meriwayatkan hadits dari Anas RA yang telah berkata, bahwa Rasulullah SAW berka¬ta :
“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian !”

Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Usamah bin Syuraik RA, yang berkata,”Aku pernah bersama Nabi, lalu datanglah orang-orang Arab Badui. Mereka berkata,’Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat ?’ Maka Nabi SAW menjawab :
“Ya. Hai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian, sebab sesung¬guhnya Allah Azza wa Jalla tidaklah menciptakan penyakit kecuali menciptakan pula obat baginya…”
Oleh karena itu, dibolehkan memanfaatkan proses kloning untuk memperbaiki kualitas tanaman dan mempertinggi produk¬tivitasnya atau untuk memperbaiki kualitas hewan seperti sapi, domba, onta, kuda, dan sebagainya. Juga dibolehkan memanfaatkan proses kloning untuk mempertinggi produktivi¬tas hewan-hewan tersebut dan mengembangbiakannya, ataupun untuk mencari obat bagi berbagai penyakit manusia, terutama penyakit-penyakit yang kronis.

bayi kloning pertama telah lahir dari seorang wanita Amerika tanggal 26 Desember lalu. Bayi yang diindentifikasi bernama Eve dan ibunya itu sejauh ini masih dirahasiakan keberadaannya sehubungan sejumlah alasan pribadi dan hukum. Legalitas kloning manusia sejauh ini memang masih diperdebatkan sehubungan masih adanya pro dan kontra.

BY Putri n TeaM

Kultur Jaringan


Kultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang dimaksud secara buatan adalah dilakukan di luar individu yang bersangkutan. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro, sebagai lawan dari in vivo. Dikatakan in vitro (bahasa Latin, berarti "di dalam kaca") karena jaringan dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan Petri dari kaca atau material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan secara teoretis dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu. Kultur jaringan pertama kali dilakukan oleh F.C. Steword, ahli fisiologi tumbuhan Amerika Serikat.

Proses membiakkan tanaman dengan kultur jaringan terdiri dari tiga angkah utama yaitu:
``Langkah I, yaitu inisiasi ( penanaman bagian tmbuhan yang akan dibiakkan dalam medium yang steril.
``Langkah II, yaitu multiplikasi ( pembiakkan atau perbanyakan jaringan pokok. Ditanam dalam medium pertumbuhan dan diberi zat pengatur tumbyh yang dapat memacu pertumbuhan batang.
``Langkah III, yaitu Pengakaran . pada langkah ini diberi hormon yang memacu pertumbuhan akar dan pertumbuhan akar secara sempurna.


----------Tipe – tipe kultur lain (I)-------------------
Teknik kultur jaringan selain perbanyakan mikro umumnya memerlukan pelaksanaan yang lebih canggih tapi memberi keuntungan yang lebih besar di masa depan. Beberapa teknik sudah menjadi alat berharga untuk mengeliminai penyakit dan perbaikan tanaman, termasuk ‘rekayasa genetika’

### 7.1. Kultur Meristem
Istilah meristem seringkali digunakan untuk menyebutkan ujung tunas dari tunas apikal atau lateral. Meristem sebenarnya adalah apikal dome dengan primordia daun terkecil, biasanya berdiameter kurang dari 2 mm.
Keuntungan penggunaan meristem adalah kemungkinan besar bebas dari pathogen internal (misalnya untuk eradikasi virus) dan meminimalisasi terjadinya variasi kimera pada kultur. Kerugian utamana adalah sangat rentan terhadap kerusakan dan memerlukan pengerjaan yang sangat detil/teliti di bawah mikroskop. Prasyarat kultur sama dengan eksplan yang lebih besar, hanya ketidakberhasilan kultur awal mungkin cukup tinggi.
Berikut aplikasi kultur meristem secara umum:
1. Produksi tanaman bebas virus
2. Produksi massal genotype dengan karakteristik yang diinginkan
3. Memfasilitasi pertukaran eksplan antar lokasi (produksi bahan tanaman yang bersih)
4. Cryopreservation (penyimpanan pada suhu -198oC) atau konservasi plasma nutfah secara in vitro (paper penyimpanan in vitro)

### 7.2. Kultur kalus
Dalam perbanyakan mikro, produksi kalus biasanya dihindari karena dapat menimbulkan variasi dan, terutama pada zona perakaran, mengakibatkan diskontinyuitas dengan sitem berkas pengangkut utama. Kadang – kadang eksplan menghasilkan kalus, bukan tunas baru, khususnya jika diberikan hormon dengan konsentrasi tinggi pada media. Dalam hal lain, kalus sengaja diinduksi karena potensinya untuk produksi massal plantlet baru. Faktor pembatasnya adalah sulitnya menginduksi inisiasi tunas baru, terutama pada tanaman berkayu dan tingginya kejadian mutasi somatik.
Potensi terbesar penggunaan kultur kalus adalah dimana sel –sel kalus dapat dipisahkan dan diinduksi untuk berdiferensiasi menjadi embrio somatic. Secara morphologi, embryo ini mirip dengan yang ada pada biji, tapi tidak seperti embrio biji, mereka secara genetik bersifat identik dengan tanaman tetua, jadi, segregasi seksual materi genetik tidak terjadi. Karena 1 milimeter kalus berisi ribuan sel, masing – masing memiliki kemampuan untuk membentuk embrio, sehingga kecepatan multiplikasi sangat tinggi.
Kultur kalus dapat dilakukan pada media cair dan embrio berkembang sebagai individu terpisah, sehingga penanganan kultur relatif mudah.
Animasi kultur kalus wortel
Berikut secara umum aplikasi kultur kalus :
1. Dalam beberapa hal, perlu fase pertumbuhan kalus sebelum regenerasi via somatic embryogenesis atau organogenesis
2. Untuk menghasilkan varian somaklonal (genetic atau epigenetic)
3. Sebagai bahan awal kultur protoplast dan kultur suspensi and suspension cultures
4. Untuk produksi metabolit sekunder
5. Digunakan untuk seleksi in vitro


-----------------Tipe – tipe kultur lain (II)-----------------

### 8.1. Suspensi sel
Ini merupakan hasil dari kultur kalus, dimana kalus biasanya didefinisikan untuk kumpulan sel – sel yang belum berdiferensiasi, jika ini dipisahkan dalam kultur cair maka disebut kultur suspensi.
Kultur suspensi sel dapat dimanfaatkan untuk memproduksi suatu zat langsung dari sel tanpa membentuk tanaman lengkap baru. Zat - zat bisa meliputi massa sel atau ekstrak bahan kimia. Kultur seperti ini serupa dengan kultur mikroorganisme. Sel – sel yang digunakan dapat direkayasa secara genetik untuk meningkatkan sintesa zat tertentu
.
###8.2. Kultur protoplas
Ini merupakan langkah lanjutan dari kultur suspensi sel dimana dinding sel dari sel – sel yang disuspensikan, dihilangkan dengan menggunakan enzyme untuk mencerna selulosa sehingga didapatkan protoplasma, yaitu isi sel yang dikelilingi oleh memban semipermeabel. Dengan penghilangan dinding sel, materi asing dapat dimasukkan, termasuk materi genetik dasar DNA dan RNA, atau mefusikan sel–sel dari spesies–spesies yang sepenuhnya berbeda.
Aplikasi teknik ini masih terbatas, meliputi :
a) Menggabungkan genome untuk menghasilkan hibrida somatic, hibrida asimetrik atau cybrid
b) Produksi rekombinan organel
c) mentransfer cytoplasmic male sterility

------------------Tipe–tipe kultur lain (III)-----------------

### 9.1. Kultur anther dan pollen
Produksi kalus dan embryo somatic dari kultur anther dan pollen telah berhasil dilakukan pada berbagai spesies. Yang menarik disini adalah produksi embrio haploid, yaitu embrio yang hanya memiliki 1 set dari pasangan kromosom normal. Ini dihasilkan dari jaringan gametofitik pada anther. Jumlah kromosom dapat digandakan kembali dengan pemberian bahan kimia seperti colchicines, dan tanaman yang dihasilkan akan memiliki pasangan kromosom identik, homozygote dan karenanya ‘true to type’. (animasi kultur anther; power point kultur haploid)
Aplikasi kultur anther dan pollen antara lain:
a) Produksi tanaman haploid
b) Produksi galur diploid homozygote melalui penggandaan kromosom, sehingga mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan galur inbred.
c) Menemukan mutasi atau fenotip resesif.

### 9.2. Kultur embrio
Kultur embrio belum matang yang diambil dari biji memiliki 2 macam aplikasi. Dalam beberapa hal, incompatibilitas antar spesies atau kultivar yang timbul setelah pembentukan embrio akan menyebabkan aborsi embrio. Embryo seperti ini dapat diselamatkan dengan cara mengkulturkan embrio yang belum matang dan menumbuhkannya pada media kultur yang sesuai. Aplikasi lain kultur embrio adalah untuk menyelamatkan embrio yang sudah matang agar tidak mati akibat serangan hama dan penyakit. (link ke power point kultur embrio)

###9.3. Kultur spora paku
Kultur spora paku in vitro sebenarnya bukanlah kultur jaringan tapi lebih berarti penumbuhan spora pada kondisi terkontrol, kondisi steril. Kultur ini memberi kondisi pertumbuhan yang ideal tapi pola pertumbuhannya sama dengan kondisi alami.

By putri n tEam

Bayi Tabung


Memiliki anak dari hasil perkawinan merupakan dambaan setiap pasangan suami-istri. Namun jika sang anak tidak kunjung datang, segala upaya akan ditempuh, termasuk melalui program bayi tabung. Inilah beberapa ulasan mengenai bayi tabung.
Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation) adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. Teknologi ini dirintis oleh P.C Steptoe dan R.G Edwards pada tahun 1977.

Teknik bayi tabung sempat mencatat keberhasilan luar biasa dan menggemparkan dunia. Metode yang diprakarsai sejumlah dokter Inggris ini berhasil menghadirkan bayi perempuan bernama Louise Brown pada 1978. Sebelum itu, untuk menolong pasangan suami-istri tak subur digunakan teknik inseminasi buatan, yakni penyemprotan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim dengan bantuan alat suntik. Dengan cara ini diharapkan sperma lebih mudah bertemu dengan sel telur. Sayang, tingkat keberhasilanya hanya 15%

Pada teknik in vitro yang melahirkan Brown, pertama-tama dilakukan perangsangan indung telur sang istri dengan obat khusus untuk menumbuhkan lebih dari satu sel telur. Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan sudah saatnya "dipanen". Selanjutnya, folikel atau gelembung sel telur diambil tanpa operasi, melainkan dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal (melalui vagina).

Sementara semua sel telur yang berhasil diangkat dieramkan dalam inkubator, air mani suami dikeluarkan dengan cara masturbasi, dibersihkan, kemudian diambil sekitar 50.000 - 100.000 sperma. Sperma itu ditebarkan di sekitar sel telur dalam sebuah wadah khusus. Sel telur yang terbuahi normal, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera membelah menjadi embrio. Sampai dengan hari ketiga, maksimal empat embrio yang sudah berkembang ditanamkan ke rahim istri. Dua minggu kemudian dilakukan pemeriksaan hormon Beta-HCG dan urine untuk meyakinkan bahwa kehamilan memang terjadi.
Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) semakin populer saja di dunia. Semakin canggih saja
Sukses besar teknik IVF konvensional ternyata masih belum memuaskan dunia kedokteran, apalagi kalau mutu dan jumlah sperma yang hendak digunakan kurang. Maka dikembangkanlah teknik lain seperti PZD (Partial Zona Dessection) dan SUZI (Subzonal Sperm Intersection). Pada teknik PZD, sperma disemprotkan ke sel telur setelah dinding sel telur dibuat celah untuk mempermudah kontak sperma dengan sel telur. Sedangkan pada SUZI sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Namun, teknik pembuahan mikromanipulasi di luar tubuh ini pun masih dianggap kurang memuaskan hasilnya.

Sekitar lima tahun lalu Belgia membuat gebrakan lain yang disebut ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection). Teknik canggih ini ternyata sangat tepat diterapkan pada kasus mutu dan jumlah sperma yang minim. Kalau pada IVF konvensional diperlukan 50.000 - 100.000 sperma untuk membuahi sel telur, pada ICSI hanya dibutuhkan satu sperma dengan kualitas nomor wahid. Melalui pipet khusus, sperma disuntikkan ke dalam satu sel telur yang juga dinilai bagus. Langkah selanjutnya mengikuti cara IVF konvensional. Pada teknik ini jumlah embrio yang ditanamkan cuma 1 - 3 embrio. Setelah embrio berhasil ditanamkan dalam rahim, si calon ibu tinggal di rumah sakit selama satu malam.
Tetapi biaya mengikuti program IVF memang tidak murah. Pada akhir 1980-an biayanya sekitar Rp 5 juta. Kini, berkisar antara Rp 13,5 juta - Rp 18 juta. Harga obat suntik perangsang indung telur saja sudah naik hampir empat kali lipat. Padahal, suntikan yang dibutuhkan selama dua minggu mencapai 45 ampul.

Kalau sperma kosong
Pada kasus cairan air mani tanpa sperma (azoospermia), mungkin akibat penyumbatan atau gangguan saluran sperma, kini bisa dilakukan pengambilan sperma dengan teknik operasi langsung pada saluran air mani atau testis. Tekniknya ada dua, MESA (Microsurgical Sperm Aspiration) dan TESE (Testicular Sperm Extraction). Pada MESA, sperma diambil dari tempat sperma dimatangkan dan disimpan (epididimis). Sedangkan pada TESE, sperma langsung diambil dari testis yang merupakan pabrik sperma. Setelah sperma diambil, dipilih yang paling baik. Selanjutnya, dilakukan langkah-langkah menurut prosedur ICSI.
Perangsangan indung telur wanita pada prosedur bayi tabung memungkinkan terbentuknya banyak embrio. Tidak mungkin semua embrio ditransfer ke dalam rahim pada saat bersamaan. Embrio yang untuk sementara tidak digunakan dapat disimpan dengan cara kriopreservasi, yang selanjutnya disimpan dalam tabung berisi cairan nitrogen pada suhu 196oC di bawah nol derajat. Kapasitas tabung sekitar 100 embrio.

Simpan beku embrio ini menghemat biaya karena pasangan tidak perlu lagi mengulang proses pengerjaan dari awal lagi bila embrio berikutnya perlu ditanamkan kembali. Tidak seperti di Barat, embrio ataupun sperma yang tersimpan beku di Indonesia hanya diperuntukkan bagi pasutri yang bersangkutan.

Salah satu contoh keberhasilan teknik penyimpanan embrio bisa ditemukan di Belgia. Baru-baru ini lahir seorang bayi laki-laki sehat hasil penanaman embrio yang sudah dibekukan selama 7,5 tahun dari pasangan lain (anonim). Bayi yang dibantu kelahirannya oleh dr. Michael Vermesh ini beratnya 4 kg. Daya tahan embrio yang dibekukan bisa puluhan tahun dan tetap bisa menjadi bayi sehat.
*******


-=Perkembangan Anak Hasil Bayi Tabung=-
Bayi Tabung Tumbuh Lebih Pintar
Penelitian pertama terhadap anak-anak usia delapan tahun dari hasil pembuahan melalui metode intracytoplasmic sperm injection (ICSI), menunjukkan, bahwa mereka rata-rata memiliki tingkat intelegensi yang lebih baik daripada anak-anak hasil reproduksi normal. Hal tersebut menolak anggapan bahwa teknik tersebut tidak seaman metode in vitro vertilization (IVF) standar yang biasa dipakai untuk menghasilkan bayi tabung.

ICSI dilakukan dengan menyuntikkan sperma secara langsung ke dalam sel telur, berbeda dengan IVF standar yang hanya meletakkan sperma sedekat mungkin dengan sel telur, tanpa disuntikkan, agar dapat melakukan pembuahan secara alami.

Beberapa penelitian pendahuluan yang dilakukan sejak 1998 melaporkan bahwa anak-anak hasil ICSI usia satu tahun terlambat berkembang dibandingkan anak-anak yang normal. Sehingga keamanan teknik tersebut sempat diragukan. Tapi, penelitian yang lebih lama terhadap anak usia lima tahun, tidak ditemukan perbedaan tingkat perkembangan yang signifikan.

Baru-baru ini, tim yang dipimpin Lize Leunens dari Free University of Brussels (VUB) di Belgia membandingkan antara tingkat intelegensi dan kemampuan motorik terhadap 151 anak hasil ICSI usia delapan tahun dengan 153 anak hasil pembuahan normal.

Hasilnya, tidak ada perbedaan dalam kemampuan motorik dan anak-anak ICSI memiliki nilai tes intelegensi yang lebih tinggi daripada yang normal. "Kami sangat gembira karena dalam jangka panjang anak-anak tersebut tidak menderita kemunduran dalam perkembangannya," katanya.

Dalam penelitian tersebut, tidak ada perbedaan level pendidikan dari ibunya, yang diketahui mempengaruhi tingkat intelegensi seorang anak. Oleh karena itu Leunens berpendapat, bahwa alasan yang dapat menerangkan adalah motivasi yang lebih besar dari ibu yang mengandung bayi ICSI. "Ibu yang mengandung bayi ICSI ini mungkin mendedikasikan dirinya secara khusus sebagai orang tua," katanya.

Selain itu, penjelasan yang masuk akal juga disampaikan menanggapi kemunduran tingkat perkembangan pada bayi ICSI yang berusia sangat muda. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu bayi ICSI lebih suka membesarkan anaknya di rumah daripada mengirimkan ke playgroup atau berinteraksi dengan orang lain. Kondisi yang mungkin menyebabkan kemunduran dalam perkembangan sosial.

Tapi, penelitian ini bukanlah jawaban terakhir. Penelitian lain menunjukkan bahwa penolakan banyak orang tua untuk mengijinkan anaknya diteliti, mungkin agak menurunkan kepercayaan hasil penelitian Leunens. Faktanya, sepertiga orangtua anak-anak ICSI menolak berpartisipasi.
by. Putri n teaM

kuasa-Mu

Ya aLlah.. Ya Rabb... Ya tuhaNku. Maha pemurah, maha penyayang, Maha pengasih, Maha dari segala MAha. Terima kasih atas segala karunia, nikmat dan hidayah yang telah kau berikan padaku, segala sesuatu yang tak dapat aku lukiskan dengan kata-kata. Engakau mempunyai suatu rencana yang indah untuk hambamu yang dhoif ini. Rencana yang terbaik dari segala rencana, yang nantinya akan membawa kedamaian, keindahan dan kenikmatan yang tak terhingga, tak berakhir dan nantinya akan membawaku ke dalam RUMAHMU. Rumah Indah, rumah yang nyaman, rumah terindah dari semua rumah yang ada. Dan Kekal aBadi di Dalamnya Untuk seLamaNYa. Aku Mencintaimu Ya Allah

Blogger Template by Blogcrowds